Sabtu, 19 Januari 2008

Model - model Pengembangan Kurikulum

MODEL – MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM

Banyak model yang digunakan dalam pengembangan kurikulum. Pemilihan suatu model pengembangan kurikulum bukan saja didasarkan pada kelebihan dan kemungkinan pencapaian hasil yang optimal, tetapi juga perlu disesuaikan dengan sistem pendidikan dan sistem pengelolaan pendidikan yang dianut. Model pengembangan kurikulum dalam sistem pendidikan dan sistem pengelolaan pendidikan yang sentralistik tentunya akan berbeda dengan sistem pendidikan dan sistem pengelolaan pendidikan yang desentralistik. Di bawah ini diuraikan tentang pendekatan-pendekatan dan model-model pengembangan kurikulum.
A. Pendekatan Pengembangan Kurikulum
1. The administrative (line staf) model; merupakan model pengembangan kurikulum yang paling lama dan paling banyak digunakan. Gagasan pengembangan kurikulum datang dari para administrator pendidikan dan menggunakan prosedur administrasi. Dengan wewenang administrasinya, membentuk suatu Komisi atau Tim Pengarah pengembangan kurikulum. Anggotanya, terdiri dari pejabat di bawahnya, para ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli disiplin ilmu, dan para tokoh dari dunia kerja dan perusahaan. Tugas tim ini adalah merumuskan konsep-konsep dasar, landasan-landasan, kebijaksanaan dan strategi utama dalam pengembangan kurikulum. Selanjutnya administrator membentuk Tim Kerja terdiri dari para ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli disiplin ilmu dari perguruan tinggi, dan guru-guru senior, yang bertugas menyusun kurikulum yang sesungguhnya yang lebih operasional menjabarkan konsep-konsep dan kebijakan dasar yang telah digariskan oleh Tim pengarah, seperti merumuskan tujuan-tujuan yang lebih operasional, memilih sekuens materi, memilih strategi pembelajaran dan evaluasi, serta menyusun pedoman-pedoman pelaksanaan kurikulum bagi guru-guru. Setelah Tim Kerja selesai melaksanakan tugasnya, hasilnya dikaji ulang oleh Tim Pengarah serta para ahli lain yang berwenang atau pejabat yang kompeten.
Setelah mendapatkan beberapa penyempurnaan dan dinilai telah cukup baik, administrator pemberi tugas menetapkan berlakunya kurikulum tersebut. Karena datangnya dari atas, maka model ini disebut juga model Top – Down. Dalam pelaksanaannya, diperlukan monitoring, pengawasan dan bimbingan. Setelah berjalan beberapa saat perlu dilakukan evaluasi.
2. The grass root model; model pengembangan ini merupakan lawan dari model pertama. Inisiatif dan upaya pengembangan kurikulum, bukan datang dari atas tetapi dari bawah, yaitu guru-guru atau sekolah. Model pengembangan kurikulum yang pertama, digunakan dalam sistem pengelolaan pendidikan/kurikulum yang bersifat sentralisasi, sedangkan model grass roots akan berkembang dalam sistem pendidikan yang bersifat desentralisasi. Dalam model pengembangan yang bersifat grass roots seorang guru, sekelompok guru atau keseluruhan guru di suatu sekolah mengadakan upaya pengembangan kurikulum. Pengembangan atau penyempurnaan ini dapat berkenaan dengan suatu komponen kurikulum, satu atau beberapa bidang studi ataupun seluruh bidang studi dan seluruh komponen kurikulum. Apabila kondisinya telah memungkinkan, baik dilihat dari kemampuan guru-guru, fasilitas biaya maupun bahan-bahan kepustakaan, pengembangan kurikulum model grass roots, akan lebih baik.
Hal itu didasarkan atas pertimbangan bahwa guru adalah perencana, pelaksana, dan juga penyempurna dari pengajaran di kelasnya. Dialah yang paling tahu kebutuhan kelasnya, oleh karena itu dialah yang paling kompeten menyusun kurikulum bagi kelasnya.
Pengembangan kurikulum yang bersifat grass roots, mungkin hanya berlaku untuk bidang studi tertentu atau sekolah tertentu, tetapi mungkin pula dapat digunakan untuk seluruh bidang studi pada sekolah atau daerah lain. Pengembangan kurikulum yang bersifat desentralistik dengan model grass rootsnya, memungkinkan terjadinya kompetisi dalam meningkatkan mutu dan sistem pendidikan, yang pada gilirannya akan melahirkan manusia-manusia yang lebih mandiri dan kreatif.
B. Model Pengembangan Kurikulum
1. Beauchamp’s system
Beauchamp mengemukakan lima langkah di dalam pengembangan suatu kurikulum, yaitu :
a. Menetapkan arena atau lingkup wilayah yang akan dicakup kurikulum, apakah suatu sekolah, kecamatan, kabupaten propinsi atau bahkan seluruh negara. Penetapan wilayah ditentukan oleh pihak yang memiliki wewenang pengambil kebijaksanaan dalam pengembangan kurikulum, serta oleh tujuan pengembangan kurikulum.
b. Menetapkan personalia yang akan turut serta terlibat dalam pengembangan kurikulum. Ada empat kategori orang yang dapat dilibatkan yaitu : (a) para ahli pendidikan/kurikulum yang ada pada pusat pengembangan kuruikulum/pendidikan dan para ahli bidang ilmu dari luar; (b) para ahli pendidikan dari perguruan tinggi atau sekolah dan guru-guru terpilih; (c) para profesional dalam sistem pendidikan; dan (d) profesional lain dan tokoh masyarakat.
c. Organisasi dan prosedur pengembangan yaitu berkenaan dengan prosedur yang harus ditempuh dalam merumuskan tujuan umum dan tujuan yang lebih khusus, memilih isi dan pengalaman belajar, serta kegiatan evaluasi dan dalam menentukan desain kurikulum. Beauchamp membagi keseluruhan kegiatan ini dalam lima langkah, yaitu : (a) membentuk tim pengembang kurikulum; (b) mengadakan evaluasi atau penelitian terhadap kurikulum yang berlaku; (c) studi penjajagan kemungkinan penyusunan kurikulum baru; (d) merumuskan kriteria-kriteria bagi penentuan kurikulum baru; dan (e) penyusunan dan penulisan kurikulum baru.
d. Implementasi kurikulum merupakan langkah mengimplementasikan atau melaksanakan kurikulum yang sesungguhnya bukanlah hal sederhana, sebab membutuhkan kesiapan menyeluruh, baik guru, peserta didik, fasilitas, bahan maupun biaya, disamping kesiapan manajerial dan pimpinan sekolah atau administrator setempat.
e. Evaluasi kurikulum, pada langkah ini minimal mencakup empat hal yaitu: (a) evaluasi tentang pelaksanaan kurikulum oleh guru; (b) evaluasi desain; (c) evaluasi hasil belajar peserta didik; dan evaluasi dari keseluruhan sistem kurikulum. Data yang diperoleh digunakan untuk kepentingan perbaikan dan penyempurnaan kurikulum.
2. The Demonstration Model
Model ini pada dasarnya bersifat grass root diprakarsai oleh guru atau sekelompok guru bekerja sama dengan ahli yang bermaksud mengadakan perbaikan kurikulum, suatu komponen atau seluruh komponen. Model ini umumya berskala kecil hanya mencakup satu sekolah atau beberapa sekolah. Karena sifatnya yang ingin merubah, pengembangan kurikulum seringkali mendapat tantangan dari pihak tertentu.
Terdapat dua variasi model demonstrasi, yaitu ; (1) berbentuk proyek dan (2) berbentuk informal, terutama diprakarsai oleh sekelompok guru yang merasa kurang puas dengan kurikulum yang ada.
Beberapa keunggulan dari pengembangan kurikulum model demonstrasi ini, yaitu : (1) memungkinkan untuk menghasilkan suatu kurikulum atas aspek tertentu dari kurikulum yang lebih praktis, karena kurikulum disusun dan dilaksanakan berdasarkan situasi nyata; (2) jika dilakukan dalam skala kecil, resistensi dari administrator kemungkinan relatif kecil, dibandingkan dengan perubahan yang berskala besar dan menyeluruh; (3) dapat menembus hambatan yang sering dialami yaitu dokumen kurikulumnya bagus, tetapi pelaksanaannya tidak ada; (4) menempatkan guru sebagai pengambil insiatif yang dapat menjadi pendorong bagi para administrator untuk mengembangkan program baru. Sedangkan kelemahan model ini adalah bagi guru-guru yang tidak turut berpartisipasi mereka akan enggan-enggan. Dalam keadaan terburuk mungkin akan terjadi apatisme.
3. Taba’s Inverted Model
Ada lima langkah pengembangan kurikulum model Taba, yaitu :
a. Menghasilkan unit-unit percobaan (pilot unit) melalui langkah-langkah: (1) mendiagnosis kebutuhan; (2) merumuskan tujuan-tujuan khusus; (3) memilih isi; (4) mengorganisasi isi; (4) memilih pengalaman belajar; (5) mengorganisasi pengalaman belajar; (5) mengevaluasi; dan (6) melihat sekuens dan keseimbangan
b. Menguji coba unit eksperimen untuk memperoleh data dalam rangka menemukan validitas dan kelayakan penggunaannya.
c. Mengadakan revisi dan konsolidasi unit-unit eksperimen berdasarkan data yang diperoleh dalam uji coba.
d. Mengembangkan seluruh kerangka kurikulum
e. Implementasi dan diseminasi kurikulum yang telah teruji. Pada tahap terakhir ini perlu dipersiapkan guru-guru melalui penataran-penataran, loka karya dan sebagainya serta mempersiapkan fasilitas dan alat sesuai tuntutan kurikulum.
4. Roger’s Interpersonal Relations Model
Ada empat langkah pengembangan kurikulum model Rogers, yaitu:
a. Pemilihan target dari sistem pendidikan; di dalam penentuan target ini satu-satunya kriteria yang menjadi pegangan adalah adanya kesediaan dari pejabat pendidikan/administrator untuk turut serta dalam kegiatan kelompok secara intensif. Selama satu minggu pejabat pendidikan/administrator melakukan kegiatan kelompok dalam suasana relaks, tidak formal. Rogers berpendapat bahwa melalui kegiatan ini mereka akan mengalami perubahan-perubahan sebagai berikut :
(1) He is less protective of his own beliefs and can listen more accurately.
(2) He finds it easier and less threatening to accept inovative ideas.
(3) He has less need to protect bureaucatic rules.
(4) He communicates more clearly and realistically to superiors, peers, and sub-ordinates, because he is more open and self-protective.
(5) He is more person oriented and democratic.
(6) He openly confronts personal emotional frictions between himself and colleagues.
(7) He is more able to accept boyh positive and negative feedback and use it contructively.
b. Partisipasi guru dalam pengalaman kelompok yang intensif. Keikutsertaan guru dalam kegiatan sebaiknya secara sukarela. Lama kegiatan satu minggu atau kurang. Menurut Rogers bahwa efek yang diterima sejalan dengan para administrator seperti telah dikemukakan di atas, dengan beberapa tambahan, yakni
(1) He is more able to listen to student
(2) He accepts innovative, trouble some ideas from student, rather than insisting on conformity.
(3) He pays as much atention to his relationship with student as he does to course content.
(4) He works out problems with student rather than responding in disciplinary and punitive manner.
(5) He developes an equalitarian and democratic classroom climate

c. Pengembangan pengalaman kelompok yang intensif untuk satu kelas atau unit pelajaran. Selama lima hari penuh peserta didik ikut serta dalam kegiatan kelompok, dengan fasilitator guru atau administrator atau fasilitator dari luar. Menurut Rogers bahwa dari kegiatan ini peserta didik akan mendapatkan :
(1) He feels freer to express both positive and negative feeling in class
(2) He works throgh these feelings toward a realistic solution.
(3) He has more energy for learning because he has less fear of constant evaluation and punishment.
(4) He discovers that he is responsible for his own learning.
(5) He awe and fear of authority dimnish as he finds teachers and administrators to be fallible human beings.
(6) He finds that the learning process enables him to deal withhis life
d. Partisipasi orang tua dalam kegiatan kelompok. Kegiatan ini dapat dikoordinasi oleh Komite Sekolah masing-masing sekolah. Lama kegiatan kelompok tiga jam tiap sore hari selama seminggu atau 24 jam secara terus menerus. Kegiatan ini bertujuan memperkaya orang-orang dalam hubungannya dengan sesama orang tua, dengan anak, dan dengan guru. Kegiatan ini merupakan kulminasi dari kegiatan kelompok di atas. Metode pendidikan yang dikembangkan Rogers adalah sensitivity trainning, encounter group, dan Trainning Group (T Group).
5. The Systematic Action Research Model
Ada dua langkah utama dalam model penelitian tindakan secara sistematis ini, yaitu :
a. Mengadakan kajian secara seksama tentang masalah-masalah kurikulum, berupa pengumpulan data yang bersifat menyeluruh, dan mengidentifikasi faktor-faktor kekuatan dan kondisi yang mempengaruhi masalah tersebut. Dari hasil kajian tersebut dapat disusun rencara yang menyeluruh tentang cara-cara mengatasi masalah tersebut, serta tindakan pertama yang harus diambil.
b. Implementasi dari keputusan yang diambil dalam tindakan pertama. Tindakan ini segera diikuti oleh kegiatan pengumpulan data dan fakta-fakta. Kegiatan pengumpulan data ini mempunyai beberapa fungsi : (a) menyiapkan data bagi evaluasi tindakan; (b) sebagai bahan pemahaman tentang masalah yang dihadapi; (c) sebagai bahan untuk menilai kembali dan mengadakan modifikasi; (d) sebagai bahan untuk menentukan tindakan lebih lanjut.
6. Emerging Technical Model
Model ini dipengaruhi oleh perkembangan dalam bidang teknologi dan efektivitas dan efisiensi dalam dunia bisnis, sehingga muncul model – model seperti :
a. The Behavioral Analysis Model, yang menekankan penguasaan perilaku atau kemampuan. Suatu perilaku yang kompleks diuraikan menjadi perilaku-perilaku sederhana yang tersusun secara hierarkis. Peserta didik mempelajari perilaku-perilaku tersebut secara berangsur-angsur menuju yang lebih kompleks.
b. The System Analysis Model, berasal dari gerakan efisiensi bisinis. Langkah – langkah yang ditempuh dalam model ini adalah : (1) menentukan spesifikasi perangkat hasil belajar yang harus dikuasai peserta didik; (2) menyusun instrumen untuk menilai ketercapaian hasil-hasil belajar tersebut; (3) mengidentifikasi tahap-tahap ketercapaian hasil serta perkiraan biaya yang diperlukan; dan (4) membandingkan biaya dan keuntungan dari beberapa program pendidikan
c. The Computer-Based Model, yaitu suatu model pengembangan kurikulum dengan memanfaatkan komputer. Pengembangan dimulai dengan mengidentifikasi seluruh unit-unit kurikulum, tiap unit kurikulum telah memiliki rumusan tentang hasil-hasil yang diharapkan. Kepada para peserta didik dan guru-guru diminta untuk melengkapi pertanyaan tentang unit-unit kurikulum tersebut. Setelah diadakan pengolahan disesuaikan dengan kemampuan dan hasil-hasil belajar yang dicapai peserta didik, selanjutnya disimpan dalam komputer.



Nama : Imam Muslim
Kelas : PKO B
NIM : 0705147

oalhraga untuk kesehatan dan ilmu

Olahraga Untuk Kesehatan dan Ilmu

Jalan santai merupakan suatu aktifitas olahraga yang bisa dilakukan siapa saja dari anak – anak sampai orang dewasa, olahraga satu inin sangatlah mudah dan dapat dilakukan dimana saja, karena tidak memerlukan biaya yang mahal dan kadang tidak sama sekali.

Tapi tidak sedikit orang yang menganggap berjalan itu melelahkan tapi berjalan merupakan olahraga yang sangat baik bagi tubuh kita. Olahraga inin biasa hanya dilakukan di lapangan, jalan – jalan perumahan atau taman , tapi tak terpikir bagi kita gimana kalau olahraga ini dilakukan didaerah perkebunan sayur dengar berjalan dijalan setapaknya. Dengan dilakukannya olahraga inin didaerah perkebunan sayur yang segar bagi pernapasan kita juga mendapatkan ilmu yang bermanfaat bagi kita gimana caranya orang menanam sayur – sayuran, memupuknya, merawatnya, memanennya dan cara transfortasi untuk sayur itu dijual dipasaran yang itu semua bisa kita tanyakan kepetani sambil kita berjalan dijalan setapak perkebunan sayur.

Jalan santai didaerah jalan setapak perkebunan sayur mungkin jarang terdengar ditelinga kita bahkan kita tidak pernah sama sekali membanyangkan untuk melakukannya, kalau kita melakukannya kita bisa mendapat kepuasasn tersendiri selain berguna untuk menyehatkan daya tahan tubuh kita. Selain itu juga kita bisa meliat bagaimana petani menanam sayur, memanen dan itu semua merupakan ilmu yang bermanfaat bagi kita apalagi bagi anak – anak yang masih duduk dibangku sd, bahkan tk pun bisa untuk pengetahun yang akan datang sehingga berguna bagi mereka, dan kita tahu gimana menanam sayur yang biasa kita makan dan kita tidak hanya tahu cara memakan sayur – sayura itu.

Berjalan dijalan setapak perkebunan sayur sangatlah baik karena dengan kita berada didekat tumbuhan kita juga dapat banyak menghirup oksigen yang dikeluarkan olah tumbuhan itu sendiri dari proses photosintesis yang dilakukan oleh tumnuhan itu dalam jumlah yang banyak.

Selain dari itu ada lagi keuntungan berjalan diatas jalan setapak perkebunan sayur yaitu kita tidak perlu mengeluarkan biaya untuk melakukan aktifitas olahraga kita karena dilakukan diarea yang terbuka dan tidak memerlukan biaya seperti melakukannya dilapangan bola dimana kita perlu bayar untuk memakai prasarana yang disediakan mereka. Sehinhgga olahraga ini menjadi olahraga yang sangat murah tanpa mengeluarkan biayapun.

Olahraga yang kita lakukn sebenarnya tidaklah memerlukan biaya yang cukup mahal bagi kita untuk sehat karena sehat itu sendiri sangatlah mahal harganya tapi kita bisa melakukan dan mendapatkan sehat pada diri kita itu tanpa memerlukan biaya sepersenpun, tapi untuk olahrga itu kita harus teratur supaya olahraga yang kita lakukan bermanfaat bagi kita, sehingga kita menjadi orang yang sehat dengan berolahraga.








Nama : Imama Muslim
Kelas : PKO B
NIM : 0705149
Mata Kuliah : Sarana Prasarana

evaluasi kurikulum

Evaluasi Kurikulum
Evaluasi merupakan salah satu komponen kurikulum. Dalam pengertian terbatas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan-tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang bersangkutan. Sebagaimana dikemukakan oleh Wright bahwa : “curriculum evaluation may be defined as the estimation of growth and progress of students toward objectives or values of the curriculum”
Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria. Indikator kinerja yang dievaluasi tidak hanya terbatas pada efektivitas saja, namun juga relevansi, efisiensi, kelaikan (feasibility) program. Sementara itu, Hilda Taba menjelaskan hal-hal yang dievaluasi dalam kurikulum, yaitu meliputi ; “ objective, it’s scope, the quality of personnel in charger of it, the capacity of students, the relative importance of various subject, the degree to which objectives are implemented, the equipment and materials and so on.”
Pada bagian lain, dikatakan bahwa luas atau tidaknya suatu program evaluasi kurikulum sebenarnya ditentukan oleh tujuan diadakannya evaluasi kurikulum. Apakah evaluasi tersebut ditujukan untuk mengevaluasi keseluruhan sistem kurikulum atau komponen-komponen tertentu saja dalam sistem kurikulum tersebut.
Agar hasil evaluasi kurikulum tetap bermakna diperlukan persyaratan-persyaratan tertentu. Dengan mengutip pemikian Doll, dikemukakan syarat-syarat evaluasi kurikulum yaitu “acknowledge presence of value and valuing, orientation to goals, comprehensiveness, continuity, diagnostics worth and validity and integration.”
Evaluasi kurikulum, juga bervariasi, bergantung pada dimensi-dimensi yang menjadi fokus evaluasi. Salah satu dimensi yang sering mendapat sorotan adalah dimensi kuantitas dan kualitas. Instrumen yang digunakan untuk mengevaluasi diemensi kuantitaif berbeda dengan dimensi kualitatif. Instrumen yang digunakan untuk mengevaluasi dimensi kuantitatif, seperti tes standar, tes prestasi belajar, tes diagnostik dan lain-lain. Sedangkan, instrumen untuk mengevaluasi dimensi kualitatif dapat digunakan, questionnare, inventori, interview, catatan anekdot dan sebagainya
Evaluasi kurikulum memegang peranan penting, baik untuk penentuan kebijakan pendidikan pada umumnya maupun untuk pengambilan keputusan dalam kurikulum itu sendiri. Hasil-hasil evaluasi kurikulum dapat digunakan oleh para pemegang kebijakan pendidikan dan para pengembang kurikulum dalam memilih dan menetapkan kebijakan pengembangan sistem pendidikan dan pengembangan model kurikulum yang digunakan.
Hasil – hasil evaluasi kurikulum juga dapat digunakan oleh guru-guru, kepala sekolah dan para pelaksana pendidikan lainnya dalam memahami dan membantu perkembangan peserta didik, memilih bahan pelajaran, memilih metode dan alat-alat bantu pelajaran, cara penilaian serta fasilitas pendidikan lainnya. (disarikan dari Nana Syaodih Sukmadinata, 1997)
Selanjutnya, Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengemukakan tiga pendekatan dalam evaluasi kurikulum, yaitu : (1) pendekatan penelitian (analisis komparatif); (2) pendekatan obyektif; dan (3) pendekatan campuran multivariasi.
Di samping itu, terdapat beberapa model evaluasi kurikulum, diantaranya :
1. Model CIPP
Model ini bertitik tolak pada pandangan bahwa keberhasilan progran pendidikan dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti : karakteristik peserta didik dan lingkungan, tujuan program dan peralatan yang digunakan, prosedur dan mekanisme pelaksanaan program itu sendiri.
Evaluasi model ini bermaksud membandingkan kinerja (performance) dari berbagai dimensi program dengan sejumlah kriteria tertentu, untuk akhirnya sampai pada deskripsi dan judgment mengenai kekuatan dan kelemahan program yang dievaluasi. Model ini kembangkan oleh Stufflebeam (1972) menggolongkan program pendidikan atas empat dimensi, yaitu : Context, Input, Process dan Product. Menurut model ini keempat dimensi program tersebut perlu dievaluasi sebelum, selama dan sesudah program pendidikan dikembangkan. Penjelasan singkat dari keempat dimensi tersebut adalah, sebagai berikut :
a. Context; yaitu situasi atau latar belakang yang mempengaruhi jenis-jenis tujuan dan strategi pendidikan yang akan dikembangkan dalam program yang bersangkutan, seperti : kebijakan departemen atau unit kerja yang bersangkutan, sasaran yang ingin dicapai oleh unit kerja dalam kurun waktu tertentu, masalah ketenagaan yang dihadapi dalam unit kerja yang bersangkutan, dan sebagainya.
b. Input; bahan, peralatan, fasilitas yang disiapkan untuk keperluan pendidikan, seperti : dokumen kurikulum, dan materi pembelajaran yang dikembangkan, staf pengajar, sarana dan pra sarana, media pendidikan yang digunakan dan sebagainya.
c. Process; pelaksanaan nyata dari program pendidikan tersebut, meliputi : pelaksanaan proses belajar mengajar, pelaksanaan evaluasi yang dilakukan oleh para pengajar, penglolaan program, dan lain-lain.
d. Product; keseluruhan hasil yang dicapai oleh program pendidikan, mencakup : jangka pendek dan jangka lebih panjang.
Secara skematik keempat dimensi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: :
CONTEXT
INPUT
PROCESS

PRODUCT


2. Model C – I – P – O – I
Model pendekatan ini diadopsi dari CIPP-nya Daniel L. Stufflebeam (1971) yang menyatakan bahwa evaluasi dapat membantu proses pengambilan keputusan dalam pengembangan program. Model pendekatan ini terdiri dari :
a. Context Evaluation (C); evaluasi untuk menganalisa problem dan kebutuhan dalam suatu sistem. Kegiatan evaluasi dimaksudkan untuk dilakukan dengan tidak melepaskan diri dari konteks yang membentuk sistem itu sendiri dalam upaya pencapaian tujuan program.
b. Inputs Evaluation (I); mengevaluasi strategi dan sumber-sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan program. Hasil input evaluation dapat membantu pengambil keputusan untuk memilih strategi dan sumber terbaik dalam keterbatasan tertentu untuk mencapai tujuan program
c. Process Evaluation (P); evaluasi dilakukan dengan maksud memonitor proses pelaksanaan program, apakah kegiatan berjalan sesuai dengan perencanaan sehingga mengarah pada pencapaian tujuan program.
d. Outputs Evaluation (O); evaluasi dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh hasil yang diperoleh oleh program yang telah dikembangkan. Tentu saja, hasilnya dapat digunakan untuk mengambil keputusan apakah program diteruskan, diberhentikan atau secara total diubah.
e. Impacts Evaluation (I); evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana program yang telah dikembangkan memberikan dampak yang positif dalam jangka waktu yang lebih panjang.
Pemaparan di atas kiranya dapat digambarkan sebagai berikut:
CONTEXT
INPUTS
PROCESS
OUTPUTS
IMPACTS

3. Model I – P – O
Penerapan model I – P – O pada sistem pembelajaran kiranya dapat digambarkan sebagai berikut :
INPUT
PROCESS
OUT PUT

4. Model I – P – O – I
Penerapan model I – P – O – I pada sistem pembelajaran kiranya dapat digambarkan sebagai berikut :
INPUT
PROCESS
OUT PUTS
IMPACTS

5. Model 3 P (Program – Proses – Produk)
Model pendekatan ini merupakan model yang diadopsi dari model yang dikembangkan oleh Raka Joni (1981); esensi dari pendekatan evaluasi model ini, adalah sebagai berikut :
a. Evaluasi Program; yakni merupakan evaluasi yang lebih memfokuskan diri pada evaluasi perencanaan program, dengan demikian evaluasi dilakukan sebelum program dilaksanakan untuk menetapkan rasional kelompok sasaran (targetted groups) serta mengidentifikasi kebutuhan (needs assessment) dan potensi yang ada padanya di samping mengkaji – dibelakang meja kesesuaian, perangkat kegiatan program dengan tujuan-tujuan yang ditetapkan untuk dicapai. Dengan demikian maka evaluasi perencanaan program merupakan bagian integral dari pada pengembangan program.
b. Evaluasi Proses yaitu evaluasi yang cenderung mengarah pada bentuk monitoring yang dilakukan pada saat kegiatan-kegiatan program berlangsung dan dimaksudkan untuk menjawab dua kelompok pertanyaan : apakah kegiatan-kegiatan program dilakukan atau diwujudkan sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan di dalam desain program ? apakah program secara efektif mencapai kelompok sasaran yang telah ditetapkan ?. Model evaluasi ini sangat penting untuk pengembangan program sebab tidak dengan sendirinya pelaksanaan kegiatan-kegiatan program sesuai dengan tujuan serta niat yang semula ditetapkan. Dalam bahasa analisis sistem, evaluasi ini dinamakan evaluasi proses.
c. Evaluasi Produk merupakan evaluasi terhadap aspek hasil ditujukan kepada pencapaian tujuan program baik jangka pendek (hasil antara), maupun jangka panjang (hasil akhir). Maka, yang hendak dinilai adanya kesesuaian antara tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan hasil-hasil yang diperoleh. Di samping itu hasil-hasil sampingan baik yang dikehendaki maupun yang tidak dikehendaki, dapat dideteksi melalui evaluasi ini.











NAMA : IMAM MUSLIM
NIM : 0705149
KELAS : PKO B

sarana prasarana

WISATA ALAM MANGKUBUMI
Diajukan sebagai salah satu tugas Sarana Prasarana


ARIEFIYAL TASLIM 0704032
IMAM MUSLIM 0705149
INSAN ZAKY N 0704304
MUFTI ABDUL A 0705139
RATIH CAHYANI 0700353


JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2007



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Objek wisata didaerah Jawa Barat sangatlah banyak sehingga kita bebas untuk memilih dimana kita mau melakukan atau berkumjung ketempat wisata sesuai dengan selera yang kita inginkan.
Alam Mangkubumi adalah salah satu objek wisata yang ada di daerah Jawa Barat tepatnya berada di daerah Tasikmalaya Alam Mangkubumi merupakan suatu wisata yang masih mempertahankan kealamian alamnya sehingga kita bisa menghirup udara segar dan kehijauan alamnya.
Alam Mangkubumi terletak di Jalan AH Nasution Km 7 Singaparna, di sini terdapat fasilitas - fasilitas seperti hotel, restoran cafe, mainan anak – anak serta flying fox, GOR bulutangkis .

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Alam Mangkubumi merupakan wisata Alam yang mengandalkan pada keaslian alamnya yang masih tidak di rusak oleh tangan – tangan jahil. Untuk menjaga kealamian Alam Mangkubumi maka diciptakan Alam Mangkubumi sebagai Wisata Alam sehingga alamnya bisa terjaga keasriannya dan kehijauan alamnya.

Untuk menjaga kealamian alam Mangkubumi kita sebagai penikmat wisata harus menjaganya sehingga tercipta alam yang indah dan asri dari Alam Mangkubumi itu sendiri.

1.3 TUJUN PENELITIAN

Tujuan penelitian laporan ini adalah untuk menunjukkan salah satu keindahan alam yang masih alami dalam ALAM MANGKUBUMI sehingga keindahan alamnya dapat lestari bahkan bisa menjadi salah paru – paru dunia. Dan wisata olahraga yang ada dapat dikembangkan sehingga bisa menjadi emasyarakat.




1.4 PEMBATAS MASALAH

Agar ruang lingkup kajian laporan menjadi terarag dan jelas, maka diperlukan beberapa pembatas masalah sebagai berikut :

1. dilakukan pengamatan pada fasilitas yang dimiliki objek wisata ALAM MANGKUBUMI dalam bisang olahraga dan rekresai. Serta
2. Mengidentifikasi gimana cara kerja mereka dalam mengexpos fasilitas – fasilitas tersebut sehingga bisa tercapai tujuan dari pembangun fasilitas tersebut.


BAB II
METODOLOGI PENELITIAN


Penellitian merupakan proses kegiatan ilmiah dalam memecahkan suatu masalah. Kegiatan penelitian memerlukan beberapa langkah – langkah ataupun tahapan pemecahan masalah yang sistematis dan jelas, artinya langkah – langkah yang ditempuh dalam penelitian harus terencana secara baik dan mengikuti metodologi yang bener.

2.1 RUMUSAN MASALAH

Alam Mangkubumi merupakan objek wisata yang bergerak dibidang rekreasi serta memiliki fasilitas yang mendukung terciptanya suatu objek wisata yang berfungsi ganda yaitu sebagai objek wisata alam dan objek wisata rekreasi serta bisa dipakai sebagai sarana outdoor education untuk pendidikan.

Di alam ini terdapat fasilitas seperti Flying Fox bagi yang suka olahraga rekreasi dan tantangan serta fasilitas lain seperti GOR bulutangkis dan yang paling penting di objek wisata iini adalah Kealamian Alamnya yang masih bisa terjaga sampai sekrang ini. Dan itu merupakan salah satu cara menceah terjadinya global warming yang sekrang ini semangkin meningkat serta menjadi salah satu paru – paru dunia.




2.2 PENGUMPULAN DAN PENGELOLAAN DATA


Di sini kami menggunakan cara wawancara dalam memperoleh data yang di inginkan dengan cara wawancara dengan petugas objek itu sendiri serta dengan para pengunjung yang datang ke objek wisata tersebut.




2.2.1 LOKASI ALAM MANGKUBUMI

Lokasi wisatanya terletak didaerah Tasikmalaya, Jawa Barat tepatnya terletak di Jalan AH Nasution Km 7 Singaparna. Dan merupakan rute yang mudah untuk mengetahui letaknya sehingga objek wisata ini bisa mudah dijangkau.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini kesimpulan hasil dari laporan penelitian yang merupakan jawaban dari tujuan penelitian serta pemberian saran – saran yang membangun kepada kami sendiri.


3.1 KESIMPULAN

Obyek wisata Alam Mangkubumi merupakan objek wisata yang terdapat di daerah Tasikmalaya, Jawa Barat. Objek wisata ini berupakan objek wisata yang bisa dijadikan sebagai sarana agar terciptanya obyek wisata yang bisa menjadi education yaitu wisata sambil belajar dengan program “outdoor education program”.

3.2 KRITIK DAN SARAN

Mungkin dalam penulisan laporan ini masih memiliki kesalahan baik yang disengaja atau tidak sengaja maka klami minta maaf sebesar – besarnya kepada para pembaca dan kami hanyalah manusia yang mempunyai kekurangan dan kelebihan dan kami akhiri dengan ucapan Assalamualaikum Wr. Wb

anatomi

A. CABANG-CABANG ILMU ANATOMI


Ø Osteologi (osteology) adalah ilmu yang mempelajari terang sistem pertulangan pada tubuh manusia.
Ø Artologi (arthology) adalah ilmu yang memepelajaritentamg persambungan dan persendian pada tubuh manusia artrologi sering di sebut juga (syndesmologi).
Ø Miologi (myology) ilmu yang memepelajarisistem perototan pada tubuh manusia.
Ø Neulrologi (neurology) adalah ilmu tentang persarafan pada tubuh manusia.
Ø Angilogi (angilogy) ilmu yang memepelajari sistem peredaran darah pada tubuh manusia.
Ø Dermatologi(dermatology) ilmu yang memepelajari sistem selaput pembungkus pada tubuh manusia.
Ø Splankmologi (splankmology) ilmuyang memepelajari sistem pernapa san,pencernaan,pembuangandanalat reproduksi pada tubuh manusia. Endokrinologi (endokrinology) ialah ilmu yang memepelajaritentang kelenjar pada tubuh manusia.

B. JENIS-JENIS TULANG PADA TUBUH MANUSIA

Ø Kranium (tulang kepala)
Ø Scapikula (tulang belikat)
Ø Plat bone (tulang pipih)
Ø Long bone (tulang panjang)
Ø Short bone (tulang pendek)
Ø Humerus (tulang lengan atas)
Ø Ribs (tulang iga)
Ø Vertebral colum (tulang belakang atas)
Ø Sternum (tulang dada)
Ø Sacrum (tulang bagian ekor)
Ø Radius (tulang bawah tebal)
Ø Ulna (tulang bawah kecil)
Ø Carvals (tulang pergelangan tangan)
Ø Pelpis (tulang panggul)
Ø Illium (tulang usus)
Ø Patela (tempurung lutut)
Ø Tibia (tulang kering)

Ø Fibula (tulangbetis)
Ø Femur (tulang paha)

Ø FUNGSI TULANG

o Tempat terjadinya gerakan (movenment)
o Tempat perlindungan organ vital (protection of vital organ)
o Memprodusi darah dalam su-sssum tulang belakang (the production of bone inthe bone marow)
o Bentuk tubuh (posture)
o Tempat bertambatnya otot-otot
o Tempat pers4endian zat kapur (calsium) dan garam-garaman

Ø KLASIFIKASI TULANG

o Berdasarkan bentuknya tulang, diklasifikasikan menjadi empat kolompok tulang yaitu:

Ø Tulang panjang (long bone)
§ Contoh tulang panjang antara lain: tulang lengan atas atau pangkal lengan (os humerus),tulang paha atau tungkai atas (os femur),tulang hasta (os ulna),dan tulang pengupil (os radius).
Ø Tulang pendek (short bones)
§ Contoh tulang ini antara lain: tulang-tulang telapak tangan (metacarpus bones),tulang-tulang kaki(metatarsus bones),dan tulang-tulang jari tangan (phalanges bones).
Ø Tang pipih
§ Contoh tulang pipih antara lain: tulang dada (os sternum),tulang dahi (os frontae), tulang ubun-ubun)
Ø tulang tak beraturan (iregular bones)contohnya antara lain: tulang belakang 9os colum vertebra),tulang rahang bawah (os mandibula), tulasng rahang atas (os makilla)

Japanese Lessons - NHK World Radio Japan

-------------------WELLCOME----------------

JelajahiLah BlogKu....
jangan Lupa Kasih Komentar okey


Glitterfy.com - Glitter Graphics

In Obscuro - Tutorials

In Obscuro - News and updates

In Obscuro - Gallery